Vera Eve Lim, Direktur Keuangan Bank Danamon, menjelaskan, meski laba menyusut, Danamon membukukan pertumbuhan penyaluran kredit mikro Danamon Simpan Pinjam (DSP) hingga 15%. Menurutnya, outstanding kredit DSP per akhir September 2009 Rp 11,85 triliun, naik dari Rp 10,28 triliun di akhir September 2008.
Lebih jauh Vera mengatakan porsi kredit untuk nasabah individu mencapai 53% dari total portofolio kredit Bank Danamon. “Yang masuk dalam kelompok kredit individu adalah kredit mikro melalui DSP,” katanya di Jakarta, Selasa (20/10).
Selain itu, juga termasuk pembiayaan kendaraan melalui Adira Finance dan kredit pembiayaan perlengkapan rumah tangga dan elektronik melalui Adira Kredit. Pembiayaan untuk motor dan mobil naik Rp 1,48 triliun atau 9% menjadi Rp 17,95 triliun.
Vera mengakui pembiayaan otomotif cukup menggembirakan karena tumbuh positif di saat pasar masih lesu. Lonjakan kredit ini menyebabkan penghasilan bunga naik dari Rp 6,2 triliun menjadi Rp 6,8 triliun. “Margin bunga bersih Bank Danamon masih tinggi, yaitu 11,5%,” ujarnya.
Namun demikian, laba bersih Bank Danamon merosot seiring meningkatnya biaya provisi kredit bermasalah. Danamon juga mencetak lonjakan kredit bermasalah atau non performing loan (NPL). Per akhir September 2009, NPL Bank Danamon yang dihitung secara gross adalah 4%, naik dari 2,1% di akhir kuartal ketiga 2008.
Direktur Utama Bank Danamon, Sebastian Paredes, pun mengisyaratkan kinerja sebagian bank mulai merosot memasuki kuartal ketiga 2009. Perbankan rupanya belum lepas dari imbas krisis keuangan global. Menurutnya, selama sembilan bulan pertama 2008 kinerja industri perbankan masih positif. "Setelah itu, kami masuk kondisi terberat," timpalnya.
Pada triwulan III 2009, laba bersih Bank Danamon merosot 22,6% dibandingkan tahun lalu. Laba bersih hingga akhir September 2009 senilai Rp 1,37 triliun, turun dibanding periode sama tahun lalu, Rp 1,76 triliun.